Kerajaan Singasari atau Tumapel


Kerajaan Singosari pada mulanya dikenali sebagai Kerajaan Tumapel dan didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M setelah mengalahkan Kerajaan Kediri di Perang Ganter (Perang Yang Panjang). Namanya diganti kepada Singosari/Singhasari di zaman pemerintahan Kertanegara. Kerajaan ini bertahan selama 70 tahun, sehingga di tahun 1292 M setelah kematian rajanya yang terakhir yaitu Kertanegara. Tumapel adalah sebuah wilayah di Malang, Jawa Timur. Pararaton dan Negarakertagama ada menceritakan mengenai Kerajaan Singosari. Namun, terdapat beberapa perbedaan di antara dua sumber tersebut seperti periode pemerintahan raja rajanya.

Prasasti Mula Malurung yang ditemukan membantu pengkaji sejarah dalam meluruskan silsilah pemerintahan yang berbeda di dalam Pararaton dan Negarakertagama. Secara keseluruhnnya empat raja telah memerintah (menurut versi Negarakertagama) dengan yang terakhir adalah Kertanegara yang terkenal. Tohjaya, menurut prasasti yang ditemui adalah Raja Kediri dan bukannya Raja Tumapel, sekaligus menepikan sumber Pararaton bahwa beliau adalah Raja ketiga Singosari.

Kerajaan ini bukanlah kerajaan yang stabil karena terlalu banyak kisah pengkhianatan, pembunuhan dan pertempuran sejak dari Ken Arok naik takhta hingga kematian Kertanegara 70 tahun kemudiannya. Keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok saling berbunuhan sehingga sampai tiba Mongol di Tanah Jawa pada tahun 1293.

Pada zaman pemerintahan Wisnuwardhana (cucu Tunggul Ametung), Singosari terpecah menjadi dua dengan sebagian lagi di bawah kekuasaan Narasingamurti (cucu Ken Arok). Hanya Kertanegara yang berhasil menggabungkan kembali kedua pihak ini.

Kertanegara adalah seorang raja yang berimpian besar dan ingin meluaskan kerajaannya di nusantara. Beliau menaklukan Bali di tahun 1284 dan dengan beraninya terang terangan menentang Khublai Khan yang mau Singosari menjadi vasal kepada Dinasti Yuan. Diceritakan bahawa Kertanegara mengarahkan telinga wakil Yuan bernama Meng Khi dipotong sebagai tanda menolak ajakan Khublai Khan itu.

Kerajaan ini berakhir ketika Kertanegara dibunuh oleh orang suruhan Jayakatwang (sepupu Kertanegara sendiri) yang menyerang istananya ketika mengadakan perayaan keagamaan. Jayakatwang telah mengerahkan tentara yang diketuai oleh Jaran Guyang untuk menyerang ibukota Tumapel dari arah Utara, Namun serangan ini hanyalah satu tipu  karena pasukan yang lebih besar dipimpin oleh Patih Mahisa Mundarang menyerang dari arah Selatan.

Dalam kekacauan ini, menantu Kertanegara yang bernama Raden Wijaya menjadi ketua serangan menantang Jayakatwang dari arah Utara dan terselamatkan daripada kemusnahan di Tumapel. Beliau diberi pengampunan oleh Jayakatwang dan membuka penempatan di Trowulan, ibukota Majapahit.

Begitulah cerita Singosari sebagai pembuka mata. Banyak lagi kisah Singosari yang bisa ditelusuri seperti kisah Ken Dedes, Mpu Gandring, Tunggul Ametung, Anusapati dan lain lain lagi. Jika anda ke Gunung Bromo atau Semeru, melalui Kota Malang, boleh saja singgah sebentar di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari untuk melihat peninggalan Candi Singosari di sana.



Share this

Related Posts

close