Proses Refinery Minyak Kelapa Sawit


Uraian Materi

Minyak kelapa sawit banyak mengandung impurits - impuritis seperti yang telah dijelaskan pada modul III. Impuritis ini harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum digunakan menjadi produk - produk yang bernilai eknomi lebih tinggi atau sebelum digunakan sebagai bahan baku industri hilir, seperti industri fraksinasi, hidrolisis, dan lain sebagainya.. Upaya untuk menghilangkan impuritis yang terkandung dalam minyak kelapa sawit ini dilakukan dengan proses refiinery dalam industri.

Tahap - tahap yang dilakukan dalam proses refinery minyak kelapa sawit ini adalah :

  1. Deguming
  2. Netralisasi 
  3. Bleaching
  4. Deodorizing 

1.  Degumming 

 Tahap paling awal pada proses refinery minyak kelapa sawit ialah proses degumming. Proses degumming adalah proses penghilangan lendir atau gum yang ada dalam minyak kelapa sawit. Gum ini merupakan senyawa organik non fat yang terkandung sebagai impuritis didalam minyak kelapa sawit. Proses degumming dapat dilakukan dengan air yang disebut dengan water degumming. Dengan water degumming semua phospolipida yang hydratable dapat dihilangkan. Selanjutnya diproses dengan menggunakan asam yang disebut proses acid degumming. Dimana dengan cara ini sebagian senyawa phospolipida yang non hydratable dapat dihilang kan. Selama proses degumming juga dapat dihilangkan sebagian besar garam Ca dan Mg, asam phospotida maupun garamnya.

2. Netralisasi


Proses netralisasi adalah untuk menghilangkan senyawa-senyawa asam yang terbentuk pada proses acid degumming Untuk proses netralisasi ini digunakan alkali sebagi penetral. Setelah penetralan beralngsung dimana pH dari minyak naik selanjutnya dikirm ke yahap pemucatan.


3. Bleaching

Proses bleaching adalah proses pemucatan yang dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan impuritis-impuritis berupa senyawa - senayawa tidak tersabunkan dan senyawa - senyawa penyebab warna yang ada pada minyak kelapa sawit. Proses bleaching pada umumnya di industri menggunakan bleaching earth.

Bleaching earth atau tanah pemucat merupakan campuran dari :
  • tanah bentonit (fuller earth)
  • lempung aktif (activated clay)
  • arang aktif (activated carbon) 

Komposisi terbesar dari bleaching earth adalah tanah bentonit. Tanah bentonit itu sendiri ada dua jenis yaitu Na-bentonit dan Ca-bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan ion Na+ dan Ca2+ yang cukup besar. Sifat dari tanah bentonit jenis ini adalah mengambang bila terkena air dan membentuk suspensi. Sedangkan jenis lainnya adalah Ca-bentonit yang memiliki kandungan Ca2+ dan Mg2+ lebih besar. Sifat dari jenis ini adalah tidak menyerap air terlalu besar sehingga tidak membentuk suspensi bila didispersikan didalam air. Jenis Ca-bentonit inilah karena sifatnya itu banayak digunakan dalam proses bleaching.

Tahap-tahap yang dilakukam dalam proses bleaching adalah :

a. Penyerapan (adsorbsi)

Pada tahap ini bleaching ear menyerap zat-zat penyebab warna dan senyawa - senyawa tak tersabunkan. Suhu operasi optimum pada tahap ini adalah 1200C.


b. Penyaringan (Filtrasi)

Pemisahan bleaching earth yang telah menyerap impuritis - impuritis yang ada didalam minyak kelapa sawit dengan minyak kelapa sawit itu sendiri.

4. Deodorizing

Deodorizing bertujuan untuk menghilangkan impuritis pada minyak kelapa sawit yang berupa asam lemak bebas. Tahap ini tidak mesti dilakukan untuk setiap minyak kelapa sawit. Ada industri yang tidak membutuhkan proses deodorizing dalam pre treatment minyak kelapa sawit yang akan digunakan. Proses yang tidak membutuhkan tahap deodorizing adalah proses hidrolisa.

Minyak kelapa sawit yang telah melewati tahap bleaching akan meleawati suatu alat yang namanya deodoriser yang gunanaya untuk memisahkan asam lemak bebas yang terkandung didalamnya. Minyak kelapa sawit dipertemukan denagn steam pada suatu tabung dengan aliran counter current. Steam masuk dari aliran bawah sedangkan minyak dari atas tabung. Pertemuan minyak dan steam mengakibatkan terjadinya perpindahan massa asam lemak bebas dari minyak ke steam.

Faktor yang sangat mempengaruhi proses deodorizing ini adalah :
  • Tekanan uap
  •  Laju alir Minyak Tinggi tabung
  • Waktu sentuh 































Tahap akhir dari proses refinery adalah pada proses deodorizing ini. Minyak kelapa sawit secara umum sudah dapat digunakan dalam proses lanjutan. Yang disebut dengan proses hilir seperti fraksinasi, hidrogenasi dan lain sebagainya. Untuk proses-proses lanjutan yang lebih khusus diperlukan pre treatment tambahan sesuai dengan standard proses yang digunakan masing-masing industri.

Pada beberapa pabrik pengolahan, proses refinery ini sering dijadikan satu jalur proses dengan tahap pengolahan. Salah satu contohnya adalah industri fraksinasi minyak kelapa sawit.


Share this

Related Posts

close