Contoh Laporan Pembahasan Praktikum Destilasi

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja dari sebuah destilasi fraksinasi menggunakan destilasi bubble tray yang digunakan untuk memisahkan komponen minyak bumi serta didapatkan hubungan antara struktur komponen minyak bumi terhadap sifat-sifatnya. Proses yang terjadi pada praktikum ini dapat juga sebagai gambaran bagaimana fenomena pemisahan minyak bumi yang terjadi pada industri minyak dan gas bumi.
Pada dasarnya prinsip proses destilasi fraksinasi sama dengan proses destilasi sederhana. Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan titik didih antar komponen. Selain diperlukan perbedaan yang signifikan dari titik didih, derajat volatilitas antar komponen yang relatif tinggi juga diperlukan untuk menunjang proses pemisahan melalui destilasi. Berbeda dengan destilasi sederhana yang langsung menggunakan kondensor untuk memisahkan komponen volatile dari komponen yang lebih non-volatile, pada destilasi fraksinasi digunakan tray-tray yang disusun vertikal sebagai pengganti kondensor pada destilasi sederhana. Kondensor tetap digunakan namun khusus untuk komponen yang sangat volatile.

Pada praktikum ini digunakan alat destilasi fraksinasi batch pada kondisi vakum dengan menggunakan tray jenis bubble tray. Minyak mentah yang merupakan campuran dari komponen-komponen seperti solar, minyak tanah, dan bensin dimasukkan kedalam labu dasar bulat yang dilengkapi oleh pemanas disekitarnya. Pada saat minyak mentah dipanaskan tray yang disusun vertikal juga mulai meningkat suhunya. Secara teoritis tray yang lebih dekat dengan sumber panas yaitu pemanas minyak mentah diikuti dengan tray yang memiliki temperature yang lebih rendah yaitu tray diatasnya. Komponen-komponen yang telah menguap akan terkondensasi pada tray yang temperaturnya cocok dengan titik embun dari komponen tersebut, sehingga komponen dari minyak mentah dapat terpisah menurut tingkatan tray tersebut. Maka secara teoritis, komponen dengan rantai C lebih panjang yaitu solar yang memiliki titik didih dan titik embun yang tinggi akan terkondensasi yaitu pada tray yang memiliki temperatur yang relative lebih tinggi yaitu pada tray yang paling dekat dengan pemanas (tray 1), dan komponen dengan rantai C sedang yaitu minyak tanah akan menghasilkan kondensat pada tray 2, hingga hasil atas yang paling jauh dengan sumber panas akan menghasilkan kondensat dari komponen minyak bumi yang memiliki rantai C yang pendek dan mudah menguap yaitu bensin.

Pada praktiknya yang dilakukan dalam percobaan ini, temperature pada tray tidak berada pada kondisi yang seharusnya. Secara teori semakin panjang rantai C maka temperaturnya akan semakin naik atau tinggi. Namun pada praktikum ini temperature pada tray 1 yaitu keluaran destilat solar dan tray 2 yaitu keluaran destilat minyak tanah tidak sesuai dengan teori. Berdasarkan tabel 3.3 dapai dilihat temperature pada tray ke-2 sebesar 173,5714oC  justru lebih tinggi dibanding dengan tray di bawahnya yaitu tray pertama yang memiliki temperature 169,1428oC, sedangkan temperatur untuk top product sudah sesuai dengan teori yaitu memiliki temperature yang paling rendah yaitu sebesar 57,1428oC. Penyebab yang paling memungkinkan terjadinya perubahan temperatur ini adalah terdapat kebocoran pada tray ke-2. Dugaan terjadi kebocoran pada tray ke-2 diperkuat dengan adanya asap putih yang keluar pada lubang kabel termokopel pada saat operasi destilasi dilakukan setelah beberapa menit, karet seal yang seharusnya terpasang pada lubang kabel termokopel tidak terpasang sehingga menyebabkan kebocoran pada tray ke-2. Seperti yang diketahui, operasi destilasi ini dilakukan dengan tekanan vakum. Adanya kebocoran pada tray ke-2 menyebabkan udara masuk kedalam tray sehingga tekanan dalam tray tersebut lebih tinggi dari yang seharusnya dan mendekati tekanan atmosferik. Tekanan yang lebih tinggi menyebabkan titik didih yang seharusnya terjadi pada tray ke-2 menjadi lebih tinggi dan secara langsung mempengaruhi temperatur keseluruhan dari tray ke-2 pada alat destilasi fraksinasi. Tekanan yang tidak sama antar tray yang dikarenakan telah terjadi kebocoran, menyebabkan temperatur tray ke-2 menjadi lebih besar daripada tray pertama.

Data pengamatan pada specific gravity komponen hasil pemisahan destilasi fraksinasi juga mengalami perbedaan dari data yang seharusnya didapatkan. Spesifik gravity komponen pada tray ke-2 lebih tinggi dibanding tray pertama. Secara teori spesifik gravity pada tray pertama lebih tinggi dibanding pada tray ke-2. Perbedaan ini masih berkaitan dengan masalah kebocoran tray. Kebocoran menyebabkan temperatur tray ke-2 lebih tinggi dibanding tray pertama, akibatnya fraksi-fraksi berat yang memiliki titik didih tinggi akan lebih banyak terkondensasi di tray ke-2 karena tray tersebut memiliki temperatur yang lebih tinggi. Karena semakin banyaknya fraksi berat yang terkondensasi pada tray ke-2 menyebabkan specific gravity fluida pada tray ke-2 lebih tinggi dibanding tray pertama.

Data specific gravity dari hasil koreksi selanjutnya dibandingkan dengan data standar untuk setiap produk yang diduga terbentuk pada masing-masing tray. Berdasarkan keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor : 933.K/10/DJM.S/2013 tentang standar dan mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin 88 yang dipasarkan di dalam negeri telah diketahui dari pengolahan data bahwa nilai Sg standar untuk bensin yaitu min. 0,7156 dan max. 0,7707. Dapat disimpulkan bahwa hasil top pada alat destilasi merupakan komponen bensin karena Sg yang diperoleh dari praktikum yang telah dikoreksi yaitu 0,7416 sudah sesuai dengan standar. Berdasarkan keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor : 002/P/D.M./MIGAS/1979 tentang standar dan mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak (BBM) telah diketahui bahwa nilai Sg standar untuk minyak tanah yaitu max. 0,835 dan Sg standar untuk solar min. 0,820 dan max. 0,870. Sedangkan Sg yang diperoleh dari praktikum yang telah dikoreksi untuk produk solar sebesar 0,79188 dan untuk produk minyak tanah sebesar 0,81638. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Sg untuk minyak tanah yang diperoleh dari praktikum yang telah dikoreksi sesuai dengan Sg standar. Namun terjadi perbedaan dan ketidaksesuaian untuk nilai Sg solar dengan standar yang ditetapkan. Hal ini disebabkan karena terjadinya kebocoran pada alat destilasi terutama di tray 2 yang menyebabkan kondisi operasi menjadi tidak optimal sehingga pemisahan menjadi kurang efektif akibatnya nilai Sg untuk solar lebih kecil dibanding nilai Sg minyak tanah dan menyebabkan nilai Sg untuk Solar tidak sesuai dengan Nilai Sg standar solar. Bagus atau tidaknya pemisahan yang dilakukan oleh menara destilasi fraksinasi berhubungan dari efektifitas tray-tray menara dalam memisahkan komponen-komponen. Efektifitas ini akan tercapai apabila kondisi operasi terjadi pada kondisi yang optimal. Pemisahan yang tidak sempurna ini dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain desain alat yang kurang bagus dan cocok, alat yang dipakai pada praktikum ini hanya didesain untuk memisahkan fraksi yang berat, sedang, dan ringan tidak seperti alat destilasi fraksinasi pada industri yang memang didesain untuk memisahkan bensin, kerosin, dan solar. 



Share this

Related Posts

close